powered by Google

Kenalan dengan Dr. Satria Zulkarnaen Bisri di Groningen, Belanda

Selasa, 04 September 2012


From: "M. Fauzan Adziman" 
Date: Tue, 4 Sep 2012 22:04:46 +0100
Subject: [Senyum-ITB] Perkenalan ke-40 kontributor buku “Menghimpun yang terserak, untuk Indonesia Lebih Baik,” Dr. Satria Zulkarnaen Bisri (Groningen, Belanda)



View Larger Map

Peta lokasi University of Groningen
Route naik sepeda dari A (Bandara Schipol, Amsterdam) ke B (University of Groningen).
Jarak sekitar 136 mi. Waktu tempuh  menggunakan sepeda sekitar 12 jam.
Untuk melihat keadaan sekitar, silahkan putar-putar tombol arah di sebelah kiri atas.
Klik "View Larger Map" untuk melihat peta yang lebih besar.




Rekan alumni ysh,

Salah satu penulis buku yang ditulis alumni ITB di luar negeri adalah Dr. Satria Zulkarnaen Bisri, peraih Ganesha Prize ITB* tahun 2005. Selain di ITB, ia sempat mengenyam pendidikan di 3 negara asing yaitu Inggris, Belanda dan Jepang.

Saat ini Satria berkarir di negeri tulip, “penelitiannya di bidang nanokristal, carbon nanotubes dan material organik berpeluang mencapaikuantum efisiensi di atas 100% (di atas 100%? - red) untuk konversi energi dari cahaya ke elektronik vice versa selain sifat-sifat eksotislainnya.” Mau tahu lebih lanjut? Mari kita simak bersama perkenalan alumni Fisika ITB angkatan 2002 ini.

Sebelumnya, kami telah menghadirkan profil penulis lainnya dari berbagai belahan dunia yang satu per satu dapat dilihat di www.ia-itb.org.
 
Dr. Ahmad Syamil, Dr. Anastasia, Dr. Asep Bayu, Ing. Bambang Sadaryanto Santoso MM CMRP, Andi AB Salahuddin ST MSc, Benny Lubiantara ST, Christian Tan CPA CFE CISA, Desiree Abdurrachim MSc, Prof. Bambang Parmanto, Basuki Winoto MBA, M. Fauzan Adziman M.Eng., Fauzi Djauhari ST, Hendra Messa ST, Irendra Radjawali (PhD candidate), Irsal Imran PhD, Isti Dhaniswari S.Ds, IswandaruWidyatmoko PhD, Khoirul Anwar PhD., Ir. Joefrizal MM., Meidya Ariandiny, Muhamad Reza PhD, Ir Muhamad Napoleon Ghozali MSc SPE CPP, Muhammad Ruslailang Noertika ST MM, Novel Tjahyadi ST MSc MBA, Oki Trinanda Musakti (MAppSc-Geology), Rachmadian “Doni” Wulandana PhD, Dr.Ing. Ilham Supriyanto, Prof. Teddy Surya Gunawan PhD, Taufik Faturohman ST MBA, Prof. Dr. T. A. Fauzi Soelaiman MSME, Yopi Arfiandi ST MSc, Yuniarto, Fadjar Hari Mardiansjah MSc (PhD student), Dewi N. Utami, Ir. Sigit P. Santosa MSME, Sc.D.

Terima kasih,
Program Dept. Pengembangan Organisasi LN IA-ITB

--
Dr. Satria Zulkarnaen Bisri
Post Doctoral Researcher
Zernike Institute for Advanced Materials, University of Groningen, Belanda

Masuk ke jurusan Fisika ITB pada tahun 2002 adalah impiannya, setelah menghadapi berbagai pertanyaan dan tantangan dari orang-orang terdekatnya. Menyelesaikan kuliahnya di Fisika ITB pada tahun 2006, Satria adalah peraih Ganesha Prize* ITB 2005, juga runner-up Mahasiswa Berprestasi Nasional 2005. Ia pernah mewakili ITB dan Indonesia sebagai peserta International Summer School in Astronomy and Particle Physics pada tahun 2004 yang diselenggarakan University of Durham, Inggris, dimana ia mengerjakan penelitian kecil mengenai “quark confinement”, disponsori oleh PPARC (Particle Physics and Astronomy Research Council, UK). Di bawah bimbingan (alm.) Prof. Sukirno, ia mengerjakan studi transport elektronik dan penumbuhan material carbon nanotubes sebagai topik tugas akhir, yang hasilnya dipublikasikan pada konferensi IEEE. Ia juga terlibat untuk riset pengembangan nanopartikel bersama Prof. Mikrajuddin Abdullah.

Segera setelah menyelesaikan studinya di ITB di awal 2006 tepat sebelum berumur 21, Satria mendapatkan kesempatan untuk menjadi visiting researcher selama tiga bulan di MESA+ Institute of Nanotechnology, University of Twente, Belanda. Di sana ia terlibat dalam riset pembuatan devais nanoelectronics berbasiskan molecular printboard, yang hasilnya dipublikasikan di RSC New Journal of Chemistry, serta beberapa prosiding ilmiah di Indonesia.  

Di tahun yang sama, Satria melanjutkan program master dan PhD bidang Fisika di Tohoku University, Sendai, Jepang melalui program International Graduate Program in Advanced Science. Ia bergabung dengan Institute for Materials Research (IMR), salah satu institut riset terbaik untuk material science. Bidang yang ia tekuni adalah pengembangan devais elektronik berbasiskan material molekul organik. Fokus risetnya adalah pada pembangunan ambipolar light-emitting transistor, yang merupakan penggabungan fungsi transistor dan kemampuan memancarkan cahaya pada satu devais. Arsitektur ini telah terbukti bisa menghasilkan cahaya jauh lebih efisien dibandingkan organic light emitting diodes (OLEDs), pemegang rekor efisiensi saat ini. Oleh sebab itu, salah satu arah risetnya adalah untuk mewujudkan laser berbahan semikonduktor organik pertama yang dipicu oleh stimulus listrik, yang merupakan salah satu topik paling kontroversial di bidang Fisika. Studi fundamental material organik yang ia lakukan dengan arsitektur devais ini memiliki signifikansi yang besar untuk pengembangan flexible electronics, seperti sel surya organik (menuju efisiensi kuantum lebih dari 100%), sumber cahaya dengan effisiensi kuantum mendekati 100%, battery dan transistor. Hasil risetnya telah dipublikasikan di jurnal-jurnal bergengsi internasional seperti Physical Review Letters, Advanced Materials, dll, serta mendapat lebih dari seratus kutipan dari peneliti lainnya. Salah satu hasil risetnya mendapatkan award dari IMR, juga sebagai nominasi penghargaan poster dari Materials Research Society (MRS), USA. Ia pun aktif berpartisipasi di komunitas organic electronics, baik di Jepang maupun secara internasional. Riset PhD-nya pun mendapatkan personal grant award dari Sasakawa research grant, The Japan Science Society.

Tepat setahun sebelum bencana tsunami di Sendai, ia mengikuti keputusan lab-nya untuk pindah ke Tokyo, dimana lab-nya “beranak” menjadi tiga, di University of Tokyo, Waseda University, dan RIKEN. Sambil melanjutkan riset PhD nya, ia juga turut berpartisipasi untuk membangun fasilitas lab di tempat barunya, terutama di Waseda University. Kepindahan ini menjadi pengalaman tersendiri untuk pengembangan karirnya ke depan.

Selepas mendapatkan PhD dari Tohoku University di tahun 2011, ia mendapatkan posisi sebagai Post Doctoral Researcher di Zernike Institute for Advanced Materials, University of Groningen, Belanda. Di tempatnya yang baru, ia memfokuskan penelitian untuk pengembangan sel surya, transistor dan devais elektrokimia (battery dan photocatalytic process) berbasiskan material nanokristal semikonduktor. Ia juga masih terlibat aktif dalam riset yang berhubungan dengan devais carbon nanotubes dan material organik. Prospek riset ini ke depannya adalah untuk menghasilkan sel surya dan devais elektronik yang lebih efisien. Hal itu dikarenakan baik nanokristal, carbon nanotubes dan material organik secara fisika sama-sama berpeluang memiliki kuantum effisiensi di atas 100% untuk konversi energi dari cahaya ke elektronik, dan bisa 100% untuk konversi energi elektronik ke cahaya, selain sifat-sifat eksotis lainnya.

Satria adalah suami dari Nur Alia Oktaviani, lulusan Kimia ITB angkatan 2002, yang kini sedang menyelesaikan PhD-nya dalam bidang struktur protein di University of Groningen, Belanda. Satria menikah dengan Alia di tahun 2008, tepat setelah mereka menyelesaikan studi Master-nya, sebelum memulai PhD-nya. Sehingga, dalam waktu tiga tahun PhD-nya, mereka menjalani long-distance marriage. Satria berencana akan memaparkan lebih jauh suka duka perjuangannya menjadi peneliti di bidangnya, dan bagaimana menyiasati/mensinergikan long-distance marriage dan karir peneliti, dalam buku “Menghimpun yang terserak, untuk Indonesia lebih baik.”  

Keterangan:
* Ganesha Prize ITB adalah penghargaan yang diterima setelah memenangkan seleksi diantara utusan mahasiswa terbaik yang dikirim tiap jurusan seluruh fakultas di ITB. Dianugerahkan kepada satu orang mahasiswa ITB setiap tahunnya.

CV Satria: http://goo.gl/JPAbr

Posting Komentar

Pencarian

10 Halaman Favorit

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP